Jangan lupa, kamu adalah manusia, maka hiduplah seperti manusia.
Wabah monsterisasi sudah menyebar ke seluruh penjuru negeri. Hanya sedikit manusia yang bertahan. Berbicara soal kata ‘manusia’, apa itu manusia?
Terkadang, manusia juga seperti monster. Menghardik. Merundung. Menyiksa. Bahkan membunuh satu sama lain. Apa bedanya dengan monster?
Aku tidak tahu, apakah aku bisa mempertahankan sisi kemanusiaanku di saat manusia menjauh karena takut. Takut bahwa aku adalah monster yang tidak bisa mati.
DISCLAIMER: ARTIKEL MENGANDUNG SPOILER!
Sinopsis Sweet Home 2

“Diberitahukan untuk semuanya, mobil yang ada di depan membawa sample penting. Hentikan jalur mereka!”
Aku masih pingsan di dalam sebuah mobil tentara yang begitu besar dan kokoh. Entahlah, aku merasa pusing, hingga sayup-sayup suara memanggil namaku terdengar.
Siapa yang memanggilku? Suaranya begitu familiar. Aku mencoba mata perlahan dan mencari sumber suara itu berasal.
“Cha Hyunsu… lama tidak bertemu.”
Mataku sudah terbuka sepenuhnya melihat ke arah kemudi mobil. Aku kenal sosok itu. Tetapi.. kenapa mukanya berbeda.
“Jung Ui-myeong.”
Bagaimana bisa Jung Ui-myeong berada di dalam tubuh Pyeon Sangwook? Bukankah Sangwok ahjussi telah tewas akibat tembakan brutal?
Pertemuanku dengan Jung Ui-myeong ternyata masih terus berlanjut hingga membawa banyak kekacauan. Jung Ui-myeong sengaja mencari dan mengincarku unutk bergabung dengan aliansinya.
Ui-myeong merasa, aku dan dirinya punya kemiripan hanya karena kita mengalami monsterisasi dan tubuh kami tidak sedikit pun berubah menjadi bentuk monster yang menakutkan.
Kami masih memiliki bentuk tubuh bahkan kontrol diri sebagai manusia. Setidaknya untuk saat ini. Jung Ui-myeong ercaya bahwa manusia-manusia seperti kami adalah produk spesial.
Tetapi, Ui-myeong marah karena selalu dianggap sebagai sampah dan hanya dijadikan sample uji coba saja oleh para tentara.

Untuk itu, Ui-myeong berusaha membujukku agar ikut berperang melawan manusia, khususnya tentara, menunjukkan bahwa manusia seperti kami ini sangat istimewa dan bisa menaklukan dunia.
Aku tidak setuju, tentu saja. Aku, tentara, Ui-myeong, dan lainnya masih sama-sama manusia. Hanya saja, manusia sepertiku diberi ‘kutukan’ bisa berubah menjadi monster pembunuh.
Ya, bagiku ini kutukan, tetapi bagi Ui-myeong ini adalah anugerah. Entah apa yang dia rencanakan, tapi aku tahu, rencananya sangat jahat.
Benar saja, selama perjalananku dengan Ui-myeong, dia terus mengoceh soal kerjasama untuk melawan tentara dan manusia. Aku tetap menolak.
Hingga akhirnya, Ui-myeong mengalah mengikuti keinginanku yang menyerahkan diri kepada tentara. Kami pun bertolak menuju markas tentara.
kami berkendara menggunakan mobil sedan silver dengan Ui-myeong menyetir. Namun, entah kenapa tiba-tiba sikap Ui-myeong jadi aneh.
“Keluar! Cepat keluar dari tubuh ini! Pergi”
Ia berteriak-teriak sambil menyetir. Menusuk-nusukkan pahanya sendiri menggunakan tangan monsternya yang tajam dan mengerikan.
Aku melihatnya merasa aneh. Ada yang tidak beres dengan Ui-myeong. Kemudian, Ui-myeong menggunakan langkah ekstrim. Tepat saat mau masuk ke markas tentara dan.. BRAKKKKK!
Mobil yang kami tumpangi kecelakaan menabrak tiang pembatas. Kami berdua terlempar dari dalam mobil. Untunglah, aku memiliki ‘kutukan’ monster yang bisa membuatku beregenerasi lebih cepat. Lukaku langsung sembuh seketika.
Tetapi bagaimana dengan kondisi Ui-myeong? Tenang saja, dia tidak mati. Tetapi, dia terluka dengan sangat parah. Kakinya patah hingga sulit untuknya bergerak.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Ui-myeong ingin kabur dan tidak mau masuk ke markas tentara. Aku kesal dengan sikap lembeknya. Kuseret Ui-myeong masuk ke markas tentara.
Dan benar saja, semua tentara sudah menunggu kami di ujung jalan. Mereka pun dengan cepat menembakkan puluhan peluru ke tubuh kami hingga kami tumbang.
Sejak kami semua, penghuni apartemen, kabur dari apartemen menyebalkan itu, kami semua tampak depresi. Aku salah satunya. Aku benar-benar tidak bisa habis pikir kenapa kakakku, Lee Eun Hyuk meninggalkanku sendirian.
Aku sudah tidak peduli para tentara ini akan membawa kami kemana. Mereka bilang ada sebuah penampungan untuk para penyintas. Apakah tempat itu aman? Aku tidak yakin.
Benar saja, baru beberapa menit kami tiba, tempat menuju penampungan itu pun diserang monster. Sebenarnya tidak benar-benar diserang. Monster itu hanya berlari dan melompat ke sana kemari sehingga membuat semua orang panik.

Aku juga panik, takut-takut monster itu akan mencabik, memakan, hingga membunuhku. Aku berteriak kencang kepada para penghuni apartemen lain yang sudah seperti keluarga sendiri.
“LARI! CEPAT LARI!”
Jisu, ia menggiring penghuni apartemen untuk naik ke sebuah mobil bak terbuka ala tentara. Namun.. aku belum sempat naik ke mobil itu.
Saat mau menoleh untuk melihat keadaan.. DUAARRRR! Seorang tentara bunuh diri tepat di depan mataku. Darahnya menyiprat ke seluruh mukaku. Aku hanya bisa diam, hingga jisu buru-buru menarikku untuk naik ke mobil.
Semua hening. Semua stres. Semua gila. Tidak ada yang baik-baik saja dalam situasi ini. Malapetaka wabah monsterisasi ini sudah menjadi situasi yang harus bisa kami terima.
Bahkan, setelah kejadian itu, aku dan penghuni apartemen yang tersisa lainnya harus bertahan hidup di bawah tanah untuk bersembunyi dari kejaran para monster.
Kapan ini akan berakhir? Harus berapa banyak nyawa yang dikorbankan?
Baca Juga: Sinopsis & Review Sweet Home 1, Teror Monster Pemakan Manusia
Lebih Brutal dengan Latar yang Dinamis

Mari flashback ke musim pertama Sweet Home. Menurutku, di season kedua ini banyak adegan yang lebih brutal. Darah berceceran, bercipratan, sampai darah mengalir deras adalah scene yang sering ditampilkan dalam Sweet Home 2.
Pantas saja Netflix mencap drama ini sebagai drama dengan rating 18+. Tidak hanya brutal, ada juga adegan nudity. Yang paling populer dan mungkin bikin penonton terkejut adalah adegan Songkang telanjang.
Meski di dalam adegan tersebut Songkang tidak terlalu kelihatan telanjang, namun bentuk tubuh Songkang yang telanjang itu diperlihatkan dari arah belakang sehingga mengekspos bagian pantatnya.
Bagian ini sempat trending di beberapa platform sosial media. Bahkan, Songkang sendiri merasa puas dengan adegan telanjang yang memperlihatkan bokongnya itu.
Dan, dari adegan tersebut banyak netijen yang berspekulasi itu merupakan bokong buatan, alias CGI saja. Namun, belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai hal ini, apakah itu CGI atau bokong Songkang asli.
Baca Juga: Sinopsis dan Review Gadis Kretek, Mencari Keberadaan Jeng Yah
Selain itu, drama Sweet Home 2 ini memiliki latar yang lebih dinamis. Tidak seperti di musim pertamanya yang sebagian besar hanya memperlihatkan latar di area apartemen saja, di season 2 ini kamu bisa melihat latar dengan jangkauan yang lebih luas.
Bahkan, mungkin kamu akan merasakan kelelahan sendiri, karena baru saja sampai di satu tempat, mereka harus berpindah ke tempat lainnya berkejar-kejaran dengan monster. Menurutku, itu terasa melelahkan walau hanya menontonnya saja, apalagi mengalaminya, ya?
Tetapi, latar tempat yang menurutku paling epik adalah di stadion. Terutama saat diperlihatkan bahwa stadion tempat menampung para penyintas dibombardir oleh tentara. Ya, tentara membunuh warga sipil karena merasa sudah tidak ada harapan lagi.
Tetapi, tenang saja, dari kejadian bombardir itu masih ada ratusan manusia yang selamat meski akhirnya mereka harus bersembunyi di bawah tanah area stadion.
Sulit Menentukan Karakter Utama

Kalau ditanya: “Siapa karakter utama di drama Sweet Home 2?” Aku rasa sangat sulit menjawab ini, karena memang semuanya memiliki peran penting.
Kalau di musim pertama, kita bisa langsung tahu bahwa Cha Hyunsu (Songkang) adalah tokoh sentral di drama. Bahkan, ia selalu disorot sejak awal episode hingga akhir, tidak pernah absen satu adegan pun.
Tetapi, di Sweet Home 2 ini justru sebaliknya. Aku merasa character development dari Cha Hyunsu ini agak ‘melempem’ dan jarang mendapatkan screentime.
Di sini justru yang paling ‘bersinar’ adalah karakter Lee Eunyu yang diperankan oleg Go Minsi. Seolah di sini Lee Eunyu menjadi jembatan antara satu permasalahan dengan permasalahan lainnya.

Aku beri salah satu contoh. Saat Hyunsu menghilang, tiba-tiba Hyunsu kembali. Dan, Hyunsu kembali itu karena ia selalu berpapasan dengan Eunyu.
Baca Juga: Review Drakor Hellbound Netflix, Antara Dosa, Mati, dan Keserakahan Manusia
Tidak hanya itu saja, Eunyu juga tidak sengaja bertemu dengan anak dari Yikyung. Dan, ternyata memang anak itu sudah mengincar Eunyu dari lama, bahkan mencoba membunuh Eunyu berkali-kali.
Pokoknya, setiap kali ada karakter penting atau konflik utama, pasti akan berkaitan dengan Eunyu. Jadi, aku rasa di Sweet Home 2 ini bintang utamanya adalah Lee Eunyu, bukan Cha Hyunsu.
Namun perlu diketahui juga bahwa karakter utama di Sweet Home 2 ini juga bertambah lebih banyak, misalnya ada Dr. Lim, Kim Youngho, hingga Park Chanyoung.
Mungkin bagi kamu yang belum nonton atau lupa dengan cerita Sweet Home 1 bakal merasa bingung. Jadi, aku sarankan sih sebaiknya nonton dan pahami dulu setiap karakter di Sweet Home 1 agar lebih mudah memahami alur serta peran dari setiap karakter di Sweet Home 2.
Pesan Tersembunyi di Balik Monsterisasi

Nah, yang lebih menarik dari dari Sweet Home 2 ada pesan tersembunyi di balik keganasan serangan dan wabah monster ini, yaitu isu mental health.
Setiap manusia yang mengalami monsterisasi, biasanya akan bergelut dengan kondisi mentalnya sendiri, terutama soal trauma.
Aku ambil contoh Cha Hyunsu. Ia sejak awal, sebelum menjadi monster, mengalami masalah mental health yang serius, bahkan berkali-kali mencoba bunuh diri.
Permasalahan mental health Hyunsu sangat serius hingga akhirnya ia berubah menjadi monster. Nah, saat berubah jadi monster, rasa trauma dan dendamnya itu mengambil alih kontrol tubuhnya.
Baca Juga: Sinopsis dan Review Film Forgotten, Kesalahan Pahit yang Terlupakan
Maka dari itu, saat Hyunsu menjadi monster seolah ia tidak sadar apa yang sudah dilakukan, seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda; kepribadian Hyunsu yang asli dan kepribadian yang gelap dipenuhi rasa trauma.
Lalu, kelompok manusia yang mengalami monsterisasi ini dianggap wabah, cenderung dijauhkan oleh banyak orang.
Hal ini juga mirip situasinya dengan dunia nyata, dimana orang yang mengalami mental health dianggap tidak waras atau gila hingga akhirnya disisihkan dari kelompok masyarakat yang dianggap normal.

Bahkan, ada satu adegan, aku lupa entah Hyunsu yang mengatakan atau anaknya Yikyung yang mengatakannya, intinya seperti ini:
“Apa salahnya menjadi monster? Apakah itu sebuah dosa? Mereka sama-sama mempertahankan hidup, mereka tidak menyerang manusia. Hanya karena mereka berbeda, akhirnya disisihkan.”
Ya, seperti itulah intinya (aku agak lupa). Tetapi intinya, di Sweet Home 2 ini seolah menyindir dan mengritik bagaimana masyarakat suka menyisihkan kelompok tertentu yang dianggap berbeda dari yang lain.
Jadi, aku menangkapnya bahwa para manusia yang berubah menjadi monster adalah manusia-manusia yang berbeda dan disisihkan oleh masyarakat. Dikecam dan dihardik sebagai wabah mematikan oleh masyarakat.
Baca Juga: Review dan Sinopsis Insidious: The Red Door, Setan Merah Kembali!
Padahal, manusia itu sendiri juga adalah monster, yang tidak sungkan untuk membunuh satu sama lain untuk kepentingan sendiri. Iya, kan?
Ya, itulah sedikit pemikiranku tentang drama Sweet Home 2 yang menurutku cukup seru, banyak plotwist, dan agak sedikit membingungkan.
Tapi overall, Sweet Home 2 sangat worth it untuk ditonton. Sungguh, aku sangat merindukan drama sci-fic penuh aksi yang seru seperti ini! Kamu sudah nonton juga? Kalau belum nonton, bisa klik link ini untuk nonton Sweet Home 2, ya.
Wuih, seremmm…ngeri..nih berdarah-darah begini film Sweet Home 2 ๐ Jangan nonton sendirian apalagi malam2. Kalau menjadi monster memang gimana gituh ya, manusia pasti takut melihatnya apalagi berteman. Kalau punya kepribadian ganda membingungkan juga sih. TFS mbak Orin.
Baru baca spoiler nya saja sudah seakan akan masuk ke dalam cerita ikut tegang. Keren nih … Jadi pingin nonton. Di Neflik ada kan mbak .
aku udah kelar ntn ini marathon minggu lalu hahaha. dan baguuusss sih menurutku, meski banyak orang merasa nggak puas. apalagi SOng Kang nonggolnya irit bangeet haha. nggak sabar nunggu S3
ini filmnya bikin mikir banget kayanya ya hahaha, tapi seruu agak bikin tegang juga. biasanya kamu nonto filmnya di mana mba?
Wah, filmnya apik tapi bikin deg-degan kayaknya. Memang lebih pas kalo nonton yang pertama biar nggak bingung ya. Bisa jadi rekomendasi nih, makasih reviewnya
Aku nonton season satunya dan memang seru banget, ternyata season 2 nya lebih seru lagi ya dan yang sudah mati kembali lagi tapi dalam wujud monster? Duh duh kudu langganan Netflix ini
Berarti untuk season 2 ga cocok ditonton bareng keluarga ya. Eh tapi saya lebih sering nonton di HP karena dinikmati sendiri.