HTML tutorial

Review The Accidental Detective 2: Bapak Rumah Tangga Keluar dari Zona Nyaman

The Accidental Detective 2

Kami spesialis pembunuhan, namun biaya penyelidikan pembunuhan tidaklah murah…

Apa 50 juta won cukup untuk memenuhi biayanya?

Kembali beraksi, Dae Man dan Detektif Noh kini membuka usaha sendiri. Dae Man menjual kedai baca buku, sedangkan Detektif Noh dengan nekat keluar dari kepolisian. Keduanya sepakat untuk bekerjasama membangun usaha Detektif Swasta.

Angan-angan mereka sangat tinggi. Kepercayaan diri dan kemampuan keduanya sebagai detektif tidak perlu diragukan lagi. Maka itu, mereka yakin bahwa langkahnya akan membawa kesuksesan yang lebih baik, mungkin inilah yang disebut ‘keluar dari zona nyaman.’

Tapi… apa benar keluar dari zona nyaman bisa membuat hidup lebih baik? Sayangnya, bisnis Detektif Swasta mereka nggak berjalan mulus. Keluar dari zona nyaman justru membawa mereka ke petualangan yang lebih membahayakan, bukan hanya nyawa namun keutuhan keluarga pun dipertaruhkan.

WARNING! Artikel mengandung spoiler.

  • Tayangan: Netflix (link nonton The Accidental Detective 2)
  • Genre Film: Crime-Comedy
  • Tanggal Rilis: 20 Oktober 2018
  • Durasi Film: 1 jam 56 menit
  • Pemain: Kwon Sang-Woo (Dae-Man), Sung Dong-Il (Detektif No), Lee Kwang-Soo (Yeochi/Grasshopper), Seo Young-Hee (Mi-Ok), Lee Il-Hwa (Lee Mi-Sook)

Sinopsis The Accidental Detective 2: In Action

Sinopsis dan Review The Accidental Detective 2
“Kita bisa hidup sampai 100 tahun, tapi kita harus melakukan hal yang kita sukai. Sampai kapan kau akan hidup begini terus?” Dae Man mengomel layaknya orang tua kepada temannya yang duduk tepat di hadapannya. 
“Kau harus menikah! Kau tampan, hanya saja penampilanmu kurang sempurna karena kepala mu itu.” Daae Man menunjuk ke arah temannya yang pelontos hanya di bagian depan kepalanya saja. Namun, orang yang diomeli hanya tersenyum tanpa berkomentar apa-apa.
“Lupakan penampilan! Yang penting adalah uang. Dengan toko komik ku ini, kau bisa menghasilkan uang. Buat bisnis sesuai dengan gaya mu!” 
Inilah intinya, Dae Man bermaksud memanasi temannya yang lugu dan polos untuk membeli toko komiknya yang sepi dan usang. Dengan kegigihannya merajuk, membujuk, dan berkata manis seperti motivator unggulan, akhirnya Dae Man berhasil menjual toko komiknya tanpa sepengetahuan sang istri.
Beginilah awal mula petualangan baru Dae Man dan Detektif Noh dalam membangun bisnis Detektif Swasta. Setelah berhasil menangkap pelaku komplotan pembunuhan di petualangan sebelumnya, akhirnya Dae Man dan Detektif Noh merasa cocok, mereka pun memutuskan untuk bekerjasama.
Detektif Noh mengambil langkah nekat dengan keluar dari kepolisian, dan Dae Man menjual toko komik. Keduanya patungan untuk menyewa ruangan untuk dijadikan kantor Detektif Swasta. Pertama kali kantor buka, mereka bersemangat menyebarkan pamflet dan mempromosikan diri demi mendapatkan klien.
Namun sayangnya, mendapatkan klien tidaklah mudah. Awalnya kantor itu sangat cerah dan rapi, tapi seiring berjalannya waktu, kantor Dae Man dan Detektif Noh semakin suram. Tanaman di pot mulai layu karena sang pemilik sudah tidak ada minat untuk memberinya air.
Sampai detik ini, mereka belum mendapatkan satu klien pun. Sedangkan, mereka membutuhkan uang untuk membiayai hidup dan kantor Detektif Swastanya. Sempat adu mulut, keduanya pun mulai akur lagi setelah seorang wanita hamil besar menghampiri kantor mereka.
“Apa ada yang bernama Kang Dae Man di sini?”
“Akhirnya kau datang. Silakan duduk di sebelah sini.”
Dengan sopan dan perasaan yang membuncah seperti diterpa angin sejuk, Dae Man pun langsung menggiring wanita hamil itu duduk dengan nyaman di sofa sederhana di dalam kantor Detektif Swasta. Detektif Noh hanya terbengong-bengong di meja kerjanya, bingung dengan kehadiran klien pertama mereka.
Rasa penasarannya pun muncul, dan akhirnya Detektif Noh duduk bersama-sama untuk mendengarkan cerita dari wanita yang tengah hamil sangat besar itu.
“Tunanganku pergi membeli buah, tapi ia tidak pernah kembali. Aku melaporkannya hilang ke polisi, tapi mereka menyuruhku untuk menunggu. Lalu… aku dengar dia tewas akibat tertabrak kereta.” Suaranya jelas dan bergetar secara bersamaan.
“Setelah hamil, aku tinggal bersamanya. Malam itu, aku sedang bersama tunanganku…..” Kilas balik pun muncul, kedua pasangan yang saling mencintai dan sedang menantikan kehadiran seorang bayi tengah duduk bersama di sebuah sofa sederhana.
Wanita itu mengatakan ingin buah, dan dengan sigap sang pria langsung berdiri hendak memenuhi permintaan sang wanita. Begitu manly-nya dia mengambil jaket dan langsung keluar rumah. Namun.. itulah saat dimana sang pria tidak pernah muncul lagi, bahkan ada kabar bahwa dia sudah tewas tertabrak kereta saat sedang membeli buah.
Anehnya, kabar kematian itu tidak langsung diketahui oleh sang wanita. Justru dia mengetahuinya dari polisi, dan pihak kepolisian mengabarkan kematian tersebut pertama kali ke panti asuhan yang pernah merawat tunangannya itu. 
Semua kejadian ini semakin aneh ketika sebelumnya ada SMS masuk ke ponsel sang pria yang tewas. Temannya dari panti asuhan yang sama memberi peringatan…

Anak-anak dari panti asuhan terus meninggal secara beruntun. Berhati-hatilah!

Pesan itu yang membuat sang wanita ingin mengusut tuntas kasus kematian Jae Min. Ia berpendapat bahwa Jae Min tewas bukan karena kecelakaan melainkan pembunuhan. Ini terasa amat ganjil untuk Dae Man dan Detektif Noh sehingga Dae Man pun mulai buka suara.

“Kau datang ke tempat yang tepat karena Kami spesialis pembunuhan, namun biaya penyelidikan pembunuhan tidaklah murah…”

Perkataan Dae Man langsung dipotong oleh sang wanita sembari mengeluarkan sebuah buku tabungan dan tertulis 50 Juta Won sebagai saldonya.

“Apa 50 juta won cukup untuk memenuhi biayanya?”

Tanpa aba-aba, Dae Man langsung menyetujuinya dan langsung membuat kesepakatan dengan ibu hamil itu. Detektif Noh hanya diam dengan ekspresi bingung. Di sinilah awal mulanya petualangan Dae Man dan Detektif Noh. 
Selama mencari kebenaran atas kematian Jae Min, kedua detektif swasta itu menemui banyak kejanggalan dalam sebuah panti asuhan yang sangat mewah dengan banyak investor kaya di dalamnya. Awalnya mereka menduga bahwa panti asuhan itu memanfaatkan anak-anak yatim piatu untuk mengambil klaim asuransi.
Namun… ternyata dugaan itu salah! Ada kasus lebih besar yang tidak bisa mereka tangani hanya berdua saja. Akhirnya mereka sepakat untuk meminta bantuan dari Yeochi, mantan polisi di bidang siber. Dia lah penanggung jawab atas segala hal yang berkaitan tentang pengawasan dan penyelidikan melalui internet.
Kemampuannya ini dimanfaatkan oleh Dae Man dan Detektif Noh dengan mengiming-imingnya bayaran jutaan won sebagai imbalan atas kerjanya. Setuju, Yeochi memang sangat membantu, tapi nyatanya para detektif swasta ini masih membutuhkan bantuan dari polisi. 
Sayangnya, pihak kepolisian sudah muak dengan keduanya karena dianggap mengganggu dan seenaknya keluar-masuk kantor polisi tanpa izin. 
Belum lagi masalah muncul di dalam keluarga masing-masing karena istri Dae Man mengamuk setelah mengetahui suaminya menjual toko komik. Bagaimana kelanjutannya? Berhasilkah mereka mengungkap kematian Jae Min?

Realita ‘Keluar dari Zona Nyaman’

Accidental Detective 2
Menarik, di film keduanya ini memperlihatkan Dae Man dan Detektif Noh benar-benar melepas pekerjaan utama demi membangun cita-citanya mengelola Detektif Swasta. Tapi, apakah itu adalah jalan yang benar? 
Masing-masing dari mereka sebenarnya sudah ada dalam zona nyaman sejak kasus pembunuhan berantai. Nama mereka sudah terkenal se-antero Korea Selatan berkat kasus tersebut, bahkan mereka mendapatkan penghargaan serta uang yang jumlahnya nggak sedikit dari pemerintah. Sebuah zona yang sangat nyaman dan menjanjikan bukan?
Tapi, ada sedikit rasa keserakahan dan terlalu pede dari diri Dae Man sehingga dia mengajak Detektif Noh bekerjasama untuk membuka usaha Detektif Swasta. Namun, mereka berdua sepertinya nggak memikirkan jangka panjang dan dampak bagi keluarga masing-masing.
Menjual toko komik dimana itu adalah sumber keuangan utama keluarga Dae Man, tentu saja membuat sang istri geram. Apalagi bisnis Detektif Swastanya juga belum terlihat stabil. Yang paling ekstrem adalah Detektif Noh yang mengambil langkah besar untuk keluar dari kepolisian.
Betul, keluar dari zona nyaman akan membawa mereka ke pengalaman yang baru dan tak terduga, namun dengan catatan harus punya perencanaan yang jelas. Tapi, aku lihat di sini, baik Dae Man atau Detektif Noh sepertinya nggak punya Plan B. 

Akhirnya, mereka kelimpungan sendiri ketika bisnis Detektif Swastanya sepi. Sedangkan biaya operasional dan biaya hidup semakin bertambah. Inilah realita yang dihadapi Dae Man dan Detektif Noh ketika mengambil keputusan besar ‘keluar dari zona nyamannya.’ 
Syukurlah Dae Man dan Detektif Noh punya tingkat keberuntungan yang tinggi, jadi saat bisnis sedang jatuh, tiba-tiba ada klien membawa uang puluhan juta won demi mengungkap kasus pembunuhan. Beruntung juga ini hanya film fiksi yang mana di kehidupan nyata jarang terjadi keberuntungan semacam ini.
Ya… jadi menurutku ini semacam kekurangan dari film ini, karena nggak terlalu realistis. Benar-benar kasus yang datang ke kantor Detektif Swasta ini murni didapatkan dari keberuntungan, tapi pemecahan kasusnya cukup realistis. 
Sepertinya mereka dikejar durasi, mengingat ini bukan drama melainkan film yang durasinya amat sangat terbatas sehingga sulit memadatkan berbagai konflik hanya dengan 2 jam saja.

Lebih Kocak dengan Kehadiran Lee Kwangsoo

Lee Kwang Soo Accidental Detective 2
Nah, yang membedakan film pertama dan keduanya adalah kehadiran pemeran tambahan, yaitu Lee Kwangsoo. Udah nggak asing dengan nama ini, dong? Kwangsoo lebih terkenal imejnya di acara Running Man, tapi sebenarnya Kwangsoo ini juga punya bakat akting yang bagus, apalagi disuruh akting di film komedi, pas banget!
Kwangsoo di sini berperan sebagai Yeochi, membantu Dae Man dan Detektif Noh untuk memecahkan kasus pembunuhan lewat internet, atau istilahnya… ya.. bagian IT-nya. Untuk karakternya, Yeochi ini agak weird, tapi berpengetahuan luas soal apapun mencari jejak seseorang lewat internet. Dan.. dia ini digambarkan sebagai cowok playboy, juga agak matre karena ingin bayaran yang banyak~
Dengan karakter yang seperti itu dan bertemu dengan karakter Dae Man serta Detektif Noh yang meledak-ledak, tentu ini jadi guyonan yang lucu. Slapstick sih… tapi masih ‘sopan’ dan ‘soft‘ jika dibandingkan humor slapstick yang biasa ada di film-film barat. (Tentang humor Slapstick)
Tentu hal ini menambah nyawa tersendiri di dalam film, dan sebenarnya aku berharap karakter Yeochi terlibat lebih banyak dalam penyidikan. Sayangnya, Yeochi ini terasa sebagai pemeran figuran saja. Kadang, aku lupa bahwa ada karakter Yeochi yang turut membantu memecahkan kasus.
Mungkin sutradara dan penulis skenarionya ingin penonton fokus pada Dae Man dan Detektif Noh, tetap membuat mereka berdua sebagai duo detektif andalan. Tapi, beberapa poster sengaja memasukkan gambar Kwangsoo, yang sayangnya karakternya agak sedikit terlupakan di dalam film. 
Jadi, walaupun Kwangsoo hadir di beberapa poster, namun di sini aku merasa dia tidak masuk ke dalam jejeran pemeran utama, justru seolah menjadi peran pendukung saja. Sayang sekali, ya?

Sinematografi Cerah dan Skoring Pas

Sinematografi The Accidental Detective 2
Perbedaan lain dari film pertamanya ada di bagian sinematografi. Kalau di film pertama masih ada memperlihatkan suasana kelam saat membicarakan pembunuhan, berbeda dengan film keduanya ini. Di Accidental Detective: In Action ini justru menampilkan suasana yang cerah dari awal hingga akhir film.
Nah, nuansa seperti ini bakal bikin penonton ngeuh bahwa ini adalah film komedi. Ya.. meskipun dibubuhi dengan cerita yang cukup serius, tapi tetap saja pembawaan dari sinematografi ini benar-benar menunjukkan ciri khas dari film komedi.
Nggak cuma itu, sensasi komedinya juga terasa banget lewat skoring musik ciri khas film guyon. Setiap kali mereka beradegan kocak, pasti disuguhin dengan backsound yang membuat suasana semakin lucu. 
Apalagi di awal film saat Dae Man dan Detektif Noh menyebarkan pamflet dan kartu nama, skoringnya terasa film aksi ala James Bond tapi bergaya kocak. Ditambah lagi, akting semua pemerannya sangat bagus sehingga yang menonton pun bisa mengerti perasaan masing-masing dari karakternya.
Sebagai sebuah film komedi asal Negeri Ginseng, menurutku The Accidental Detective ini sangat berhasil. Tapi cukup underrated di Indonesia, sepertinya(?). Tapi, kalau aku harus membandingkan mana yang lebih baik antara film pertama dan film keduanya, sedikit susah karena keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk tingkat ‘keseruan’ film, jujur saja lebih seru film The Accidental Detective 1, tapi kalau untuk kedalaman cerita dan konflik, aku lebih suka The Accidental Detective 2. Berdasarkan iMDB pun, rating The Accidental Detective 1 lebih unggul 0,2 dibandingkan film keduanya.
Nggak bisa dipungkiri, The Accidental Detective 2 ini nggak memorable dan mudah terlupakan, mungkin karena phase yang lebih lambat dari film pertamanya, dan dialog yang mudah ditebak. Jadi…. kembali lagi, kalau harus memilih, aku lebih suka film pertamanya. Kalau menurutmu bagaimana?
Listiorini Ajeng Purvashti

Being a KPOPers, love to watch drakor, movies, anime, etc, since high school~

0 Comments

  1. Tukang Jalan Jajan
    February 1, 2022

    cocok buat ditonton di kala senggang, tanpa harus berpikir keras memecahkan misteri yang ngejelimet ala film detektif ya hehehe. Pas nih buat akhir minggu

  2. Agustina Purwantini
    February 1, 2022

    Hmm. Dijamin, aku tak bakalan begitu konsentrasi untuk mengikuti jalan ceritanya bila menonton ini. Pasti aku lebih memilih menghayati wajah salah satu pemeran utamanya, lalu terkenang-kenang masa lalu. Halah.

  3. Ika Maya Susanti
    February 2, 2022

    Ini ide awalnya ngena banget ya buat beberapa orang. Kadang karena muak di tempat kerja, atau angan-angan ingin kerja di bidang hobi yang disukai, lalu memutuskan keluar kerja. Keluar dengan keyakinan akan keberhasilan setelahnya. Eh, nyatanya zonk karena bad prepare.

  4. Ainhy Edelweiss
    February 2, 2022

    Paling suka nonton film atau drama Korea ttg pembunuhan wkwkwk, suka aja gitu ikut dah dig dug pas nonton, btw yg ini blm aq nton nih, menarik deh dari sinopsisnya

  5. Suka banget film2 tentang detektif kyk gini. Tapi sayangnya yang ini aku belum nonton, kalau ada waktu aku tonton ah. Menarik sepertinya

  6. Andrie K.
    February 18, 2022

    Wahh jadi serasa ikut didalem filmnya juga, soalnya aku suka banget modelan film kek gini tuh. Rasa penasaran yang tinggi untuk memecahkan suatu kasus.. hha cocok nih!

Leave a Comment